Selasa, 22 Maret 2016

The Kill Order by James Dashner

Mark tidak dapat berjalan melewati lorong atau jalan yang padat di perkampungan mereka ini tanpa teringat hari-hari damai hidup di kota besar, saat kehidupannya penuh mimpi, semua yang ada di dunia mudah didapatkan, siap diraih. Dan, dia bahkan tidak menyadarinya - The Kill Order Page 11 by James Dasner
source: goodreads
Sebelum sinar matahari menyapu Bumi, sebelum WICKED terbentuk, sebelum Thomas dan kawan-kawannya mengalami ujian di Glade dan sebelum adanya virus yang menyerang penduduk bumi. Dua orang remaja, Mark dan Trina selamat akan bahaya radiasi matahari yang menyebabkan kutub utara menguap. Mereka berdua berada di terowongan bawah tanah saat kejadan itu terjadi. Thomas sangat merindukan keluarganya Ayah, bu dan adiknya yang masih balita, ia enggan memikirkan mereka karena takut memikirkan hal buruk. Beruntungnya ia bersama seseorang yang lama ia taksir sejak kecil, sahabatnya Trina.

Mark dan Trina bukan satu-satunya penduduk bumi yang selamat atas kejadian itu. Warga bumi yang selamat mengungsi di di tempat yang kira-kira dapat mereka jangkau dan masih belum hancur tersapu banjir bandang.Kelaparan dan pencurian tidak terhindarkan. Suasana di Bumi saat itu sangat mencekam, orang sudah tidak peduli dengan sesamanya saling berebut, bertengkar, marah.

Beruntungnya saat itu Mark dan Trina bertemu dengan Alec yang dulunya adalah seorang tentara dan partnernya Lana seorang perawat medan perang. Mereka membentuk sebuah grup dan beberapa orang lainnya. Mereka hidup berpindah-pindah ke daerah hutan Amerika yang belum hancur tersapu banjir dan menurut mereka layak untuk ditinggali karena radiasi matahari yang semakin menggila dari hari ke hari.
Suatu hari yang santai dan matahari yang tidak sepanas seperti biasanya dan kelompok Mark sedang melkukakan aktivitas secara terpisah tiba-tiba sebuah Berg muncul disusul oleh panah-panah yang menghunjani kawasan tempat tinggal Mark cs. Mark dan Alec memeriksa Berg dan menemukan kotak bersegel dan bertuliskan
"Virus VC321xb47
Sangat Menular
24 Anak Panah, Hati-Hati"
Mereka tidak berani untuk memegang kotak tersebut takut jika itu benar-benar virus berbahaya. Tiba-tiba saja setelah mereka keluar dari Berg tanpa awak itu beberapa orang yang terkena panah menjadi aneh, mereka cepat emosi, marah-marah, menyerang tiba-tiba, ganas. Mereka berteriak ingin mengeluarkan "benda" dari kepala mereka. Mark sangat takut saat itu. Ia memikirkan bahwa sekarang Trina tidak bersama dia.

Mark dan Trina sangat penasaran dengan adanya virus itu disisi lain ia menemukan seorang anak kecil berusia 3 tahun, DeeDee, yang masih selamat meskipun ia telah dihujani panah bervirus di kawasan lain. DeeDee dianggap sebagai pembawa sial oleh orang-orang disekitarnya. Bahkan ia akan dipersembahkan kepada dewa oleh orang-orang sekitarnya yang mulai gila. Saat itu Mark, Trina, Alec dan Lana tidak memiliki pilihan lain untuk membawa DeeDee dari kawasan itu.
Mungkinkah mereka selamat dari virus mematikan itu? Bagaimana nasib DeeDee? Mengapa ia dianggap pembawa sial dan dijadikan tumbal? Apakah ia benar-benar berbahaya? Lalu benarkah WICKED benar-benar akan menolong mereka semua?

***
Pada waktu saya membeli buku ini saya penasaran bagaimana dulu orang-orang selamat dari ledakan matahari dan bagaimana asal muasal virus tersebut dapat menjangkit penduduk Bumi. Memang diceritakan awal kejadiannya. Namun, saya terkadang masih bingung karena kurang detailnya penjelasan. Ending cerita buku ini juga terkesan menggantung, saya masih belum paham apa hubungan Mark dan Tina dengan Thomas dkk. Kemudian berapa waktu berselang setelah kejadian tersebut dengan adanya Thomas dkk yang terkurung dalam Glade.


Dari segi cetakan saya suka kertasnya tebal dan bukan buram, hurufnya juga besar dan terjemahnya pun juga lumayan bagus. Saya member bintang 3 pada buku ini berdasarkan isi cerita, penokohan, dan fisik buku ini. Saya menyarankan membaca buku in terlebih dahulu sebelum membaca seri The Maze Runner oleh James Dasher. Cetakan dalam terjemahan Bahasa Indonesia dicetak dan dipublikasikan oleh Mizan Fantasi.

***
Best wishes,
Ria Dhea

Tidak ada komentar:

Posting Komentar