Senin, 05 Juni 2017

News Letter Interweave 2017 Erasmus+ [Ada Ria Dhea!]

Tidak menyangka sama sekali kalau ada artikel saya di New Letter nya Interweave Erasmus+ beberapa waktu yang lalu. Iya narsis pasti dong! 😎😎😎
Jadi, tanggal 2 Desember 2016 seperti biasa panitia Interweave e-mail ke para grantees. Isi email itu adalah meminta para grantees untuk sharing pengalaman seputar Winter di host country. Hasilnya nanti akan dibuat booklet untuk ditampilkan di website Interwevae terbaru. Saya ya yang dasarnya memang suka salju langsung semangat bikin. Saya bikin pengalaman yang berkesan bagi saya pas pertama kali lihat salju.
Saya bersyukur sekali bisa merasakan salju tebal dan bermain perang salju dan bikin boneka salju. Rasanya susah sekali melupakan pengalaman pertama kali memegang salju. Maklum ya selama 25 tahun saya hidup di negara tropis nan panas. Hanya ada dua musim, panas kalau enggak hujan.

Nah pengumuman booklet tersebut telah di upload adalah tanggal 3 Maret 2017. Taraaaa! Tertampanglah artikel saya bersama foto narsis saya memakai coat kesayangan di Old Town dan foto cantik dengan boneka salju yang saya buat bersama teman-teman saya. Website Interweave dapat dibuka di sini! (Penting: Lihat halaman 6 πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚)

 Dengan coat favorit saya masih langsing
Tengah-tengah pas sekali ya eheemm


Best wishes,
Ria Dhea

Trip to Oslo, Norway [Bagian 2-end]




Transport di Oslo lumayan menguras kantong seperti yang saya tulis sebelumnya saya dan teman saya berjalan menuju lokasi pertama yaitu sepanjang Old Town di Oslo. Suana Natal sudah tampak di Oslo. Old Town sudah dihiasi dengan lampu-lampu dan hiasan natal. Menarik dan sangat cantik. Toko-toko disepanjang Old Town sudah mulai penuh pernak-pernik Natal. Btw saya paling suka toko-toko yang ada di negara Eropa mereka itu menata tokonya sedemikian rupa jadi terlihat menggoda untuk didatangi alias menggoda untuk dilihat lalu dibeli.

Oslo transportation
 Oslo Port
Lanjut...
Menuju Royal Palace, Oslo. Berhubung November sudah masuk Winter, jadi taman sekitar Royal Palace sangat gersang dan sedikit butiran salju di sektar Royal Palace. Kami sangat beruntung saat itu karena ada upacara pergantian penjaga. Penjaga di Royal Palace ini tanpa ekspresi 😁😁. Tidak pernah senyum atau bisik-bisik penasaran berapa ya gaji mereka tidak terlihat kedinginan sama sekali tuh mereka

Salah satu tourist attaraction, pergantian penjaga setiap 3 atau 5 jam sekali gitu.

 
 Tuh kan mereka itu bahkan gak gerak sama sekali. Saya sempat mikir kalau pas ngupil gimana ya



Kita pergi ke Frogner Park atau Vigeland (sculpture) Park juga, sekali lagi tidak rekomended pergi ke Oslo ketika Winter (kecuali kalau ke Fjord loh ya atau hanya sekedar penasaran seperti apa salju itu. Selain itu lupakan πŸ˜†πŸ˜†). Karena menurut saya tidak ada apa-apa di taman ini. Yah macam semua daunnya dan yang ijo-ijo merangas. Sayang sekali waktu kami pergi ke Oslo banyak sekali obyek wisata yang underconstruction dan dengan waktu kami yang terbatas kami hanya berputar-putar di Old Town. Padahal ada tempat yang ingin saya kunjungi yaitu Opera House. Hampah deh ya  
Kecewa teralu mendalam, kami masuk deh ke toko sovenir yang ada di Old Town juga. Sayang sekali penjualnya tidak memperbolehkan kami mengambil foto.

Serpihan salju yang menyambut kami di Frogner Park
  Sculpture yang ada di Vigeland Park

Sculpture ini bentuknya wanita, laki-laki dan anak-anak yang ditumpuk-tumpuk. Untuk Informasi mengenai ini silahkan klik disini




Beberapa tempat yang sedang underconstruction

Daerah seperti Scandinavia atau Balitic suasana Natalnya sangat kental, yang menjadi favorit saya adalah Chistmas Marketnya. Karena tiap negara di daerah Scandinavia atau Baltic punya ciri khas sendiri. Mulai dari makanan khasnya sampai hiasannya.

Chirstmas in ld Town, Oslo


City Hall, Oslo






Selama 25 tahun saya tinggal di negara tropis dan tidak pernah merasakan bagaimana hidup di negara 4 musim. Saya tidak terbiasa memakai sarung tangan ketika keluar rumah. Nah berhubung di Norway ini dingin seru, dan saya tidak pakai sarung tangan inilah hasilya. Tangan kering, saking keringnya sampai terkelupas dan perih sekali.Baru kerasa pas masuk dalam ruangan.
Btw saking dinginnya saya dan teman saya memtusukan ngopi syantek di cafe. Kopinya alamak!!! Mahal seru!!! Saya mencari harga kopi termurah. Jujur saja selama saya tinggal di Indonesia saya cuma minum kopi kemasan yang murah seperti Goodday gitu. Nah akhirnya saya memesan secangkir Espresso pemirsah kalau di Euro kan sekitar 2.5 Euro. Dengan polosnya atau saya yang ndeso saya bersumpah tidak akan beli Espresso lagi! Pahitnya minta ampun. Pantesan waktu itu teman saya bilang "Yakin kamu beli Espresso?" Sial benar-benar jebakan Betmen!
 


Kami menginap di hostel Anker 450 NOK (mata uang ) untuk dua orang, dengan fasilitas 4 female bed dengan private bathroom dan sarapan. Jadi enak deh gak perlu shared bathroom dengan para penghuni hostel yang lain. Dan waktu itu satu kamar hanya ada saya dan teman saya.



Nah seharianan sudah perjalanan kami di Oslo. Kita berangkat subuh ke Oslo Central Station lagi lalu menuju ke bandara. Berharap suatu hari ke Norway lagi. See you again, Norway!!!

Best wishes,
Ria Dhea

Jumat, 02 Juni 2017

Pindah Apartemen ke Tedre

Beberapa bulan saya tinggal di Academic Hostel. Karena selama 2 bulan saya belum mendapatkan roomate pihak hostel memberitahukan saya untuk mencari roomate atau saya membayar dobel untuk bulan berikutnya. Akhirnya saya mencari roomate lewat facebook, sebenarnya yang ingin saya tanyakan kenapa ya kok harus saya yang harus cari roomate seharusnya sih pihak hostel yang mencarikan ya. Untungnya saat itu saya menemukan roomate yang berasal dari Mesir.

Awalnya sih...
Saya biasa saja sama roomate saya toh kita juga sesama muslim. Jadi gak masalah. Keanehan kemudian datang... Jeng jeng jeng...
Sumpah saya baru tahu ada orang sejorok dia! OMG cobaan apalagi Tuhan!!! Pakaian dalam tersebar dimana-mana, kopi, soda, teh beberapa minggu tidak dicuci sehingga menyebabkan jamur, sampah berserakan, bekas makanan berhari-hari yang tidak dibuang sehingga menimbulkan parfum alami bau sampah, makanan basi di dalam kulkas yang sudah expired, kadang dia merokok (padahal sudah ada peringatan kalau di dalam hostel tidak boleh merokok), dan yang paling parah kalau tidur dia tidak pernah pakai baju even pakaian dalam! Jujur ini pertamakali bagi saya dan itu sangat MENGERIKAN!!!
Bahkan kotoran hidung ditempelkan di tembok kamar. Yuuucksss!!! Jadi lady roomnya (tukang bersih-bersihnya) marah-marah dan dia billang ke saya, saya harus melaporkan ini segera ke pihak Hostel.

Di gelas warna putih itu sudah berjamur karena gak pernah dicuci



Sebelum saya lapor saya sudah peringatkan ke dia. Tiga kali sudah saya tegur sesuai sunnah Rasul dia secara baik-baik. Baik secara lisan atau lewat tertulis, tapi tidak ada itikad baik dari dia tetep aja jorok. Akhirnya saya marah ke dia tapi tetep deh kelakuannya kayak gitu. Bebal banget deh serasa  hidup bareng babi atau semacam tinggal bareng tong sampah. Soalnya baunya itu loh gaes mana tahan! 😭😭😭. Bahkan ada dua orang teman sekelas saya dan mereka juga penghuni hostel ini bilang "How you can live with the sh*t things, Ria! You should do something by the way! If I were you I will crazy and throw away that sh*t. Your roommate is f**king crazy" (Ini bule lho gaes yang ngomong. Bule aja bilang gitu apalagi eike yah!)
Akhirnya saya bilang ke pihak Hostel. Mungkin pihak hostel memperingatkan dia kali ya atau gimana saya kurang tahu. Dia sedikit berbenah. Beberapa hari kemudian kumat lagi (masih hitungan hari pulak 😭). Rusuh ya Tuhan!


Ini baru dibersihkan katanya

Tinggal di Academic Hostel sebenarnya tidak terlalu buruk, hanya saja saya pernah mendapatkan perlakuan yang menurut saya kurang adil. Beberapa minggu setelah kejadian itu pihak hostel email saya. Mereka bilang saya disuruh pindah ke single room dimana biaya sewanya 420 euro. Alasannya karena aktivitas ibadah saya menganggu teman sekamar saya. WHAT?! Saya ya gak terima dong wong saya aja kalau ibadah gak teriak-teriak. Ya kale kalau ibadah saya menganggu seluruh penghuni hostel! Padahal kalau teman-teman saya party saya tidak pernah protes padahal mereka kalau party musiknya itu bikin gak bisa tidur (saya pengalaman tuh padahal besoknya itu saya ujian!)
Bukannya seudzon ya tapi kalau dipikir-pikir bagaimana pihak hostel tau kalau saya pagi-pagi sholat subuh. Mungkin roomate saya yang bilang ya dan mungkin dia jengkel ke saya karena sering saya peringatkan we live together in this room. So, please, take a care your belonging and please throw away your trash. Bisa dibayangkan bagaimana ibadah sholat itu disebut menganggu dan menimbulkan suara berisik (dia hidup di Mesir dan Muslim seharusnya dia tahu kebiasaan ibadah orang Muslim itu seperti apa, bukannya mengkoreksi karena soalnya ibadah itu urusan dia dan Tuhan tapi maaf yang saya tahu dia ibadah sekali atau bahkan tidak pernah). Saya sholat gak pakai toa  (speaker) seperti di masjid. Masak iye saya ganggu. Padahal kalau saya wudhu jalannya itu pelan-pelan takutnya temen sekamar saya ganggu. Udah selesai sholat subuh saya tidur, sudah gitu aja baru jam 8 pagi saya bangun lagi terus mandi berangkat ngampus.

Sampah dan Pakaian Entah itu Kotor atau Bersih Jadi Satu

Saya email pihak hostel karena tersinggung ya, saya bilang, Tolong jangan melibatkan alasan kebiasaan ibadah saya. Saya ibadah bukan party yang menyalakan musik kencang atau berteriak-terik. Karena hal ini membuat bisnis anda nyaman saya akan pindah segera.
Daripada saya terus di baperin sama pihak hostel dan teman saya saya akhirnya memtuskan pindah. Gak urus ambek kown!
 Di Kolong Meja Itu Masih Banyak Sampahnya dan "Women Things"

Saya mencari-mencari apartemen yang dekat dengan kampus dan bus stop dengan dibantu teman saya yang berasal dari Indonesia. FYI karena teman Indonesia saya ini sedang fliriting dengan tetangga apartemennya jadi dia tidak mau saya ajak cari apartemen baru πŸ˜”πŸ˜” . Saya mencari apartemen yang kira-kira tidak ada biaya untuk broker apartemen sebab itu yang biasanya yang menyebabkan mahal. Mereka biasanya minta 20 sampai 50% dari harga sewa sebagai fee mereka belum ditambah deposit dan uang apartemen harus dibayar dimuka. Bayangkan berapa euro saya harus bayar. Padahal saya belum melakukan ritual Euro Trip 😡😡.

Akhirnya...
Teman saya menemukan apartemen di Tedre shared apartemen sih tapi sekamar sendiri. Harganya waktu itu 140 Euro kalau pas lagi Winter bisa sampai 300 Euro. Itu termasuk murah sih dibanding saya tinggal di Academic Hostel. Jarak dari apartemen ke arah kota bus stopnya cuma 2 menit. Kalau pingin ke kampus jalan dulu ke bus stop sekitar 5 menit lalu naik Trolley nomer 3 sekitar 10 menit. Cukup dekat. Udah gitu ada ibuk-ibuk yang bersihkan 1 minggu sekali. Jadi bersih banget! Yang paling menyenangkan adalah teman-teman saya tidak suka party jadi saya tidak perlu baperan kalau pas lagi ujian dan disebelah apartemenada SUPERMARKET favorit saya karena MURAH! Namanya MAXIMA itu murah banget dibandingkan Prisma atau Rimi atau Selver.
Pemilik apartemennya juga baik banget! Pemilik apartemen bilang kalau ada 2 orang yang tinggal disitu dan dia bilang teman-teman se-apartemen saya orangnya baik dan bersihan. Sedangkan yang satunya jarang pulang ke apartemen karena dia tinggal di luar kota. Intinya saya cuma tinggal berdua karena yang satunya jarang pulang.
Fasilitas apartemen standart ya ada tempat tidur, lemari, meja belajar, heater, shared kamar mandi (untung cuma bertiga), mesin cuci (ini yang saya suka karena gak perlu pakai koin), kulkas, dapur, wifi, living room (walaupun gak pernah ke pakai sih).

 Spot foto favorit saya. Foto ini adalah pemandangan dari kamar saya saat salju. Cantik banget dah. Maklum saya orang udik yang belum pernah lihat salju sebelumnya. Ini saya ambil dari sisi kanan.
 Spot foto favorit saya. Foto ini adalah pemandangan dari kamar saya saat salju. Cantik banget dah. Maklum saya orang udik yang belum pernah lihat salju sebelumnya. Ini saya ambil dari sisi kiri
 Beberapa sovenir boneka beberapa negara yang pernah saya kunjungi, tolong abaikan botol selai nuttela saya yang selalu kalap karena diskon. Btw, di eropa sini kadang Nutella diskonnya sering banget. Botol besar Nutella cuma 2.8 euro sampai 3 euro kalau pas prom. Bayangkan kalau di Indonesia itu berapa. Jujur nih selama saya di Indonesia tidak pernah yang namanya makan Nutella karena mahal. Sampai di Eropa saya selalu menstok Nutella, hasilnya berat badan saya naik 10 kilo pemirsah! 😯😯 dan susah untuk turun lagi 😒😒
 Ini workspace saya. Sedikit berantakan sih karena waktu itu saya sedang mengerjakan tesis maha dahsyat.
t
 Ini spot favorit saya berikutnya. Kasur!!! Saya cinta sekali dengan selimut saya. Menyesal sih kenapa dulu tidak saya pulang atau saya poskan. Soalnya anget banget dan lembut. Dalemnya bulu angsa lagi. Ughhh nyaman. Cuma 20 euro apa ya. Worth it banget dah! Coba kalau di Indonesia bisa berapa ratus-ratus ribu tuh. Saya belinya di JYSK dimana itu toko favorit saya karena murah-murah. JYSK itu kebanyakan adalah produk buatan negara Baltic jadi termasuk murah dibanding Ikea which is punya Sweden.
 Disini saya menyimpan bahan-bahan makanan dan alat makan. Terus biasanya saya jemur pakaian disini juga karena menurut saya cepet kering dibanding jemur diluar. Karena dekat dengan heater.
 Jendela kamar saya saat malam

Best wishes,
Ria Dhea

Kamis, 01 Juni 2017

Pengalaman Tinggal di Academic Hostel Tallinn, Estonia



Sudah lama dan jarang banget update blog. Ini dikarenakan aktivitas saya yang yang meningkat alias mobilitas tinggi (eheem)😎. Kali ini saya akan update mengenai tempat tinggal saya dulu selama saya menjadi student exchange di Tallinn University of Technology (TTU), Tallinn, Estonia. Banyaknya pertanyaan beberapa orang lewat email atau facebook saya maka itu saya ceritakan di blog ini.
Saya merasa sangat bersyukur dan beruntung di TTU sebab semua staff disini baik-baik. Terutama ibuk Kerti (as a International Officer TTU) dan ibuk Siyi Ma (as a Interweave Erasmus+  representation). Duh mereka zuper banget!!!πŸ˜‰ Bisa dibilang email dari mereka all about TTU mulai tempat tinggal sampai transport sangat lengkap.

Dulu...
Saya sempat bingung mau tinggal dimana ya pas di Tallinn nanti. Saya coba mencari-cari info apartemen atau saran om saya yang pernah singgah di beberapa negara pilih asrama dekat kampus a. Tapi tetep saja clueless πŸ˜“karena ini pertama kali saya keluar negeri (sendirian pulak). Saya tidak tahu sama sekali memilih asrama atau apartemen yang memiliki the best route ke kampus. Suatu hari, bu Kerti ini email saya dan mengabarkan jika kalau mahasiswa yang sedang exchange dapat tinggal di dormitory atau academic hostel di link yang diberikan. Linknya dapat dilihat disini!
Nah saya masih bingung ya karena waktu saya klik beberapa link asrama contohnya Akademia Tee 7/1 dan lain-lain saya adalah mahasiswa waiting list untuk tinggal di asrama tersebut. Saya berpikir kalau saya masih dalam waiting list terus selama saya menunggu saya mau tinggal dimana ya?! Masak iya numpang di PPI Estonia (sebab saya orang introvert dan tidak enakan jadi tidak nyaman aja dengan orang yang baru dikenal).

Kemudian saya buka-buka lagi tuh link yang dikasih sama bu Kerti di bawah link dormitory ada tulisan for short stay disitu ada link tentang Academic Hostel. Nah saya buka tuh linknya. Harganya pun juga hampir separuh yang di asrama alias lebih mahal gitu. Kalau di asrama dulu 80 sampai 100 euro. Nah kalau hostel di Akademia Tee 11/1 masih lumayan murah sekitar 180 euro. Yang mahal adalah di Endla 4 (nama jalan) sekitar 210 euro. Waktu itu saya juga tidak kedapatan yang di Akademia Tee 11/1 jadi dengan berat hati saya tinggal di Endla 4. Untungnya saya ada beasiswa, coba kalau tak ada, tapi sebelnya saya harus deposit dulu. Which is saya harus mentransfer deposit sebesar 210 Euro😭 (karena saya akan tinggal untuk satu bulan kedepan) sesuai dengan hari yang dijanjikan karean kalau tidak bookingan saya akan dianggap batal. Selain itu untuk pengurusan visa tempat tinggal kita nanti waktu study kan harus jelas jadi dengan Bismillah saya booking itu hostel.

Waktu itu saya tidak punya kartu kredit atau semacamnya, jadi saya transfer manual lewat bank BNI di dekat kampus saya. Tapi sumpah itu ratenya jelek banget IDR!😭 Sudah gitu kena charge biaya konvert IDR to EUR 😣dan itu mahal banget dan lagi kena biaya administrasi apa gitu. Alamak! Bisa dibilang totalnya itu hampir separuh dari depositnya. Sekedar saran sih ya kalau mau transfer manual dari bank Indonesia ke bank di Europe cari yang bukan bank milik Indonesia atau cari bank Asing seperti CIMB, Woori dan lain-lain karena ratenya terhitung bagus dibanding bank domestik (bukan iklan).
Alhamdulillah, urusan booking memboking sudah selesai ya.

Setelah tiba di Tallinn...
Ini adalah pengalaman saya sendirian ke luar negeri. Berhubung buddy saya (mahasiswa yang membantu mahasiswa baru yang sedang exchange) tidak bisa menjemput saya ke bandara (sebel banget gak bertanggung jawab tu orang!) akhirnya saya naik taksi. Berbekal informasi dari kampus dan pihak hostel saya menuju kampus TTU mengambil kunci hostel (karena kantrnya ada di daerah kampus). Biaya taksi di Taliinn relatif murah dari bandara ke kampus 5 Euro. Sebenarnya naik bis juga bisa sih hanya saja saya masih bingung, daripada tersesat ya.
Namun sialnya, pak taksi ini kagak ngerti diamana Akademia Tee 11 GPS nya nunujukin kalau kita sudah sampai Akademia Tee (ternyata Akademia Tee itu gede), dan orangnya kagak ngerti inggris. Ya udah deh ya daripada ribet, saya turun dari taksi. Lalu mencari bantuan alias tanya orang lewat, kampung banget ya hahahaha. Sambil geret koper gede 35kg. Untung ada mahasiswa yang sedang exchange juga namanya Barbara dia baik banget mau antar saya ke tempat resepsionis hostel berada. Kata dia beberapa kali dia juga bantuin anak-anak yang kebingungan.

Kemudian...
Resepsionis hostel memberikan pengarahan tentang rules hostel, kartu putih dan kunci hostel. Barbara disitu stay nungguin saya dan saya diantar gimana caranya naik trolley (semacam bus yang digerakkan pakai listrik) baik banget! Dia bilang saya nanti turun di halte Tonismagi. Saya sangat berterimakasih sama Barbara ini. Saya memang orang kampung yang belum pernah ke luar negeri ya dengan polosnya pas disebut halte Tonismagi (pake bahasa Esti) saya turun, ternyata artinya the next stp is Tonismagi. Jadi intinya saya salah turun di halte Koidu which is lebih jauh sampai hostel dibanding kalau saya turun di Tonismagi. Sepert cara yang pertama saya tanya orang lewat. Saya masih ingat waktu itu hujan lebat macam drama gitu. Ternayata saya ketemu mas-mas baik setelah beberapa kali ditolak orang yang lewat (kebiasaan orang Estonia itu dingin dan heterogen banget). Mas-masnya itu anterin saya kedepan hostel pas.
Pas didepan hostel saya pakai kunci yang dikasih resepsionis dan voila ada tangganya boook! Dengan berat hati saya angkat koper 35kg saya pakai tangga. Mantabh jiwa teman-teman wonder woman dah saya waktu itu.



Finally...
Perjalanan panjang lebih 18 jam diatas pesawat dibarengi drama-drama kecil akhirnya saya sampai juga di Academic Hostel. Saya bking untuk twin room. Roomate saya adalah orang Spanyol. Dia juga sedang exchange juga tapi masih bachelor. Saya lupa namanya, karena 1 minggu kemudian dia pindah bareng temannya.
Begitu sampai kamar saya langsung mandi dan berebah istilah kerennya jetlag 😝. Tidak enaknya di Academic Hostel ini shared bathroom. Ada 3 bathroom sih tapi macam yaaaah jijik gitu πŸ˜– karena dipakai berbanyak. Beginilah penampakan kamar saya

Penampakan (1) 
Maaf berantakan. Sebelahnya itu ada lemari besar dan kulkas kecil. Kemudian didekat kasur itu ada heaternya. Menyala saat Auntumn dan Winter selain itu akan dimatikan secara otomatis

Penampakan (2)
Pertama kali sampai saya kedinginan. Walaupun kata orang sana suhunya wajar sekitar 23 sampai 25 derajat tapi menurut saya itu dingin. Karena suhu di Surabaya kan sekitar 27 sampai 30 derajat

 Penampakan dari Kamar
btw ini adalah kado dari sahabat-sahabat saya sebelum berangkat ke Tallinn. Makasih gengs 😘

Penampakan dari Kamar
 Saya ambil ketika pertama kali saya sampai di Tallinn

 Penampakan dari Kamar Jam 7 Pagi
Ini masih jam 7 pagi lho waktu itu summer akan berakhir jadi semacam siangnya jadi mundur

Sebenarnya saya kurang puas sih sama hasil fot saya. Jujur saya menyesal kurang mengabadikan momen-momen tersebut. Saya mah orangnya kayak gitu males foto-foto sekalinya pas gak di tempat kejadian menyesal gak ambil foto wkakakakaka 😁😁
Bahkan saya gak sempat foto-foto dapur, dimana itu adalah tempat favorit saya untuk eksperimen. Malah saya foto ruang laundrynya aja. Gak jelas banget kan saya πŸ˜ŒπŸ˜”

 Washing Mechine di Laundry Room
Jadi disini ada 2 mesin cuci. Enaknya kalau di academic hostel ini kita gak perlu masukin koin lagi kalau mau cuci. Jadi tinggal plung masukan baju kotr, detergen, pengharum. Tunggu beberapa jam selesai deh. Btw biasakan ya baca cara pakai mesin cuci. Kalau rusak deposit kita nanti gak akan kembali.


Jemurnya disini
Selesai cuci langsung dijemur agar orang yang mau cuci berikutnya tidak nunggu lama untuk mencuci jadi bisa gantian. Disitu juga disediakan setrika. Kalau mau setrika tinggal digelar papan setrikanya

Vending Machine (ssst jual kondom juga disini)
Di sini juga disediakan tempat makan. Dapurnya ada dibelakang vending machine ini. Juga ada lokernya untuk menyimpan bahan masak-masak kita. Lokernya sesuai dengan nomor kamar kita

Baiklah saya cerita lagi sedikit sebelum penutup. Saya tinggal disini kira-kira 4 bulan. Karena saya dapat roommate baru super menyebalkan dan jorok habis saya pindah ke share apartemen di Jalan Tedre. Akan saya ceritakan keseruan saya berikutnya ketika pindah dan alasan mendetailnya di cerita selanjutnya.

Best wishes,
Ria Dhea