Sabtu, 22 Juli 2017

10 Bulan Menjadi Kaum Minoritas

Ciee yang teringat masa lalu...
Agustus, 2014 sampai Juli 2015 selama 10 bulan saya menjadi kaum minoritas di negera yang asing bagi saya. Saat itu saya masih meraba-raba seperti apa Estonia itu dan bagaimana kelak saya akan menjalankan ibadah wajib 5 waktu atau sunnah seperti yang saya lakukan di Indonesia. Saya mencari tahu bagaimana kehidupan bergama di Estonia, seperti dugaan saya hampir separo penduduknya adalah atheis.

Sebulan...
Ibadah...
Menjadi kaum minoritas cukup melelahkan bagi saya. Saya harus terbiasa dengan waktu sholat yang menurut saya saat itu aneh. Pada bulan Agustus adalah musim panas (menurut saya tidak panas-panas amat tapi entah kenapa orang Esti suka sekali, menurut saya terkesan sejuk malahan) waktu untuk ibadah masih dibilang agak wajar. Jadwal sholat subuh jam 5.30 Dzuhur sekitar pukul 13.00 lebih, Ashar sekitar pukul 16.00, Magrib pukul 19.00 dan Isya sekitar pukul 21.00. Alhamdulillah saya bisa mengikuti ritme sholat wajib.

Kemudian, apabila saya di kampus, ini yang awalnya menjadi kendala saya untuk sholat. Selama hampir 2 bulan saya benar-benar clueless. Sehingga dengan berat hati saya sering menjama' sholat. Apalagi saat itu jadwal kuliah saya pada dari Senin pagi sampai Jumat sore.
Suatu hari, ada anak-anak dari Turki mengundang teman saya makan di apartemen mereka. Saya turut serta datang memenuhi undangan teman saya. Disana mereka memberitahu kalau kita bisa sholat di private room perpustakaan.
Jadi TUT menyediakan individual room di perpustakaan yang digunakan untuk belajar. Ruang itu terdiri dari bilik kecil. Stiap lantai ada lebih dari 20 indvidual room. Tidak hanya individual room namun juga discussion room, berupa bilik agak besar dibanding individual room sehingga bisa diskusi. Berita gembiranya kita bisa sewa indvidual atau discussion room tersebut. Berita buruknya kadang individual room sering penuh. Kalau misalnya penuh, saya dengan berat hati menjama' sholat. Saya yakin Allah Maha Pemurah dan Maha Tahu.

Ini perpusnya TUT. Bagus banget kan! Ini tempat favorite saya pokoknya. Nyaman banget udah gitu koleksi bukunya lengkap!


 Penampakan bilik di individual room. Mirip wartel kan ya hehehe. Kita bisa belajar disini. Individual room ini bisa disewa. 1 Minggu kalau tidak salah 15 Euro, dan saya sering banget sewa ruangan ini. Lumayan, karena saya bisa leluasa menggunakan ruangan ini tanpa perlu antri. (Masnya disitu lagi nunggu ruangannya kosong)

Berada 3 bulan lebih sedikit saya di Tallinn, saya sudah mulai nyaman. Saya tidak memiliki masalah tentang rasisme selama 3 bulan tersebut. Kadang beberapa orang tua (nenek-nenek dan kakek-kakek) melihat saya dari atas sampai bawah dengan tatapan mata tajam dan ada yang tersenyum lalu mereka mengajak saya mengobrol dengan bahasa Rusia atau Eesti, tentu saja saya tidak paham. Saya hanya tersenyum dan mengangguk. Mostly, para orang tua itu tidak aneh-aneh dan baik.
Auntumn sudah dimulai di Tallinn saat itu, suhu udara semakin dingin. Namun, saya sangat menikmati (meskipun saya benci dingin tapi menyenangkan sekali merasakan Auntumn atau Winter). Saat itu datang e-mail dari pihak Academic Hostel, mereka menginformasikan jika saya harus mencari roommate. Cobaan dimulai, saya difitnah dan dianggap menganggu ketika beribadah. Bisa di baca di blog saya sebelumnya disini. Itu cobaan yang menurut saya membuat saya nelangsa. Saya harus bersikap dewasa. Tanpa babibu saya protes ke pihak hostel dan saya pindah. Terus terang itu pengalaman yang paing tidak menyenangkan selama saya di Tallinn.

Saya merasakan "ohhh gini yaaa jadi kaum minoritas". Saya menyadari saya hidup di Indonesia yang menghargai antar umat beragama. Namun, sekarang ini saya sedikit miris dengan pemberitaan di media massa Indonesia yang menjadi minyak dan micin.
Dimanapun agama dan kepercayaan adalah hal yang sensitif untuk dibahas. Kadang saya suka jengkel kalau sudah membeda-bedakan agama satu dengan yang lain atau etnis satu dengan etnis lain. Pelajaran yang saya dapat selama menjadi kaum minoritas adalah sudah biarkan mereka menganut kepercayaan yang mereka anggap benar, kita tetap teguh terhadap agama dan kepercayaan kita. Tidak usah kita ikut menghakimi. Allah SWT lah yang berhak menilai ibadah kita seperti apa tidak usah kita merasa sombng di atas orang lain. Dan saya paling benci dengan orang yang meng-kafirkan orang. Kita manusia yang tidak pernah luput dari dosa jadi kenapa kita meng-kafirkan orang kalau ibadah kita saja masih kurang. Kita hidup di Indonesia yang berasaskan Pancasila. Prinsip saya adalah agama ku adalah agama ku, agama mu adalah agama mu TITIK!
Kecuali kalau ada orang berbeda keyakinan bertanya baru saya akan menjawab sesuai ilmu agama yang saya tahu, tapi kalau tidak saya tidak akan berkomentar jika menyangkut kepercayaan. Karena saya tahu lebih baik tidak usah membahas masalah sensitif, lagipula masih banyak hal-hal lain yang bisa kita bahas. Jadi curhat yeee 
Pengalaman inilah yang membuat saya berpikiran terbuka dan dewasa. Saya tidak ingin membuat rusuh berkomentar di media elektronik terkait kepercayaan atau agama. Dari komentar kita yang kita posting, kita akan tahu seberapa orang tersebut peduli atau tidak.

Puasa..
Saya sempat merasakan Ramadhan di Tallinn sekitar 1 minggu lebih. Bohong kalau saya bilang biasa saja. Bayangkan saja, saya lahir dan dibesarkan serta tinggal  di negara tropis puasa paling mentok cuma 12 jam. Ramadhan tahun 2014 bertepatan dengan Summer session. Sungguh, saya salut dengan Muslim yang tinggal di daerah Scandinavia, Estonia masih mending Baltic area mentok puasa 21 jam hahahaha 😁😁. Iya saya merasakan puasa hampir 21 jam. Mending ya daripada di Norway sana.
Pada saat Summer matahari akan selalu bersenar sepanjang hari. Ya! Malam hanya dalam hitungan jam. Sekitar 3-4 jam saja akan gelap, tidak terlalu gelap sih seperti waktu magrib gitu masih ada semburat merah. Pernah waktu itu adalah perayaan White Day (apalah lupa namanya). Dimana pada hari itu hari Matahari akan bersinar sepanjang hari alias kagak ada malam gengs 😎😎😎

 Ini jam 12 malam. Kebayangkan Matahari tidak pernah tidur pas waktu Summer hehehe

Waktu Ramadhan, Subuh adalah pukul 02.30 kurang (dini hari) sedangkan Magrib kurang lebih antara pukul 22.00 sampai 23.00. Jadi, jangan mengeluh kalau di Indonesia puasa 12 jam. Nohh lihaaat negara-negara Eropa bagian atas!


 Buka bersama dengan beberapa teman Muslim saya ini Turkey's dish banget

 Sup sayur, lagi Turkey's sty;ele. Jujur saya tidak terlalu suka. Eneg karena krimnya terlalu banyak

 Baklava. Saya juga sebenarnya tidak suka dengan pastry seperti ini. Menurut saya lidah saya berasa aneh setelah makan sesuatu macam Baklava atau Croissant..

Namun, bersyukurlah kalau Ramadhan tepat musim dingin atau Winter. Jeda Subuh dan Magrib cuma 5 sampai 7 jam. Jadi kalau misal punya hutang puasa bayarnya pas Winter aja gaes (sesat 😁).
Apapun itu kita harus bersyukur deh tinggal di Indonesia jarak antara pagi dan malam seimbang. Saya shock berat waktu itu gara-gara musim dan waktu yang beda dan tidak masuk akal.
Pas Auntumn dan Winter waktu  akan lebih lambat satu jam dibanding pas Summer dan Spring. Jadi gini nih, selisih waktu Indonesia dan Estonia waktu Spring dan Summer lebih cepat Indonesia 3 jam tapi kalau pas lagi Auntumn dan Winter akan 4 jam lebih cepat waktu Indonesia.

Tips puasa 20 jam...
Banyakin makan buah-buahan segar, jus, air putih, makan jangan kenyang-kenyang, 2 sendok madu sebelum sahur.
Wajib sahur!
Habis berbuka puasa Sholat Magrib, lalu Isya dan Tarawih

Menu buka puasa hari pertama

Don't!
Minuman berkarbonasi dan soda
Tidur! Tamatlah kalau tidur nanti bisa melewatkan sahur! Jadi jam tidurnya diganti mulai pukul 7 sampai pukul 10 malam. Masaknya pas jam 4 atau jam 5 sore gitu.



Strawberry adalah buah favrite saya. Semua berries saya suka ding 😁😁 
Saya memang paling suka dengan buah yang rasanya masam. Strawberry di Estonia gede-gede saya puas banget. 7Euro bisa dapat sekresek gede.

 Jus buah ini membantu saya tetap fit selama bulan Ramdhan. Kebutuhan vitamin kita jadi terlengkapi

Makanan dan minuman... 
Urusan makan ini yang menurut saya repot. Karena saya seorang Muslim saya tidak bisa makan sembarangan. Sebisa mungkin saya menghindari segala sesuatu makanan yang tidak diolah secara halal, pork dan alkohol. Mau tidak mau saya harus masak sendiri (sekalian berhemat dan diet hahahaha). Saya ganti semua olahan yang mengandung daging ayam atau daging sapi dengan seafood.

 Kadang sarapannya seperti ini. French toast saya isi dengan sosis

 Nasi goreng seafood+jamur kreasi Ria Dhea. Honestly, saya paling tidak suka nasi goreng buatan diri sendiri. Dimana-mana nasi goreng itu enaknya beli. Soalnya banyak micinnya 😂

 Kalau ini pas hari raya dul Adha di rumah Mbak Diini. Habis pulang sholat Ied kita pesta sendiri. Mbak Dian rela bikin sate ayam demi kita. Makasih mbak-mbak 😏

 Ini merayakan Idul Adha. Tuh Mbak Dian niat banget bikin lontong wkakakaka. Kita makan gini aja bersyukur banget

 Kalau ini saya lupa ada acara apa. Pokoknya tiap kali saya main ke tempat Mbaj Diini selalu aja makan-makan. Kali ini ada ayam goreng, lalapan (tanpa daun kemangi yang pasti). terus ada spring roll, tetep yaaa sate

FYI, di Tallinn untuk membeli daging halal masih lumayan susah. Kita harus pergi ke masjid atau pergi ke toko halal Turki yang letaknya jauh dari kota. Saya tidak sempat kalau setiap seminggu sekali harus pergi ke toko halal Turki. Beli di masjid pun tidak bisa diandalkan, terkadang pemilik toko daging halal sedang tidak ada di masjid. Ketika saya beruntung, saya bisa menemukan daging ayam halal di supermarket dekat kampus. 1 bungkus beratnya sekitar 3kg sampai 5kg daging ayam yang telah dikemas dan kebanyakan adalah paha atas dan paha ayam super gede yang belum dipotongi kecil-kecil. Hufft banget deh mau makan enak selalu ada aja dramanya hahahaha. Jujur saya tidak sanggup menghabiskan ayam super gede itu dalam sehari.

 Saya lagi pengen banget makan kimbap. Akhirnya saya bikin kimbab palsu macam ini. Yang penting halal deh 😊


 Pernah juga bikin bubur ayam gara-gara habisin stok abon ayam yang tinggal dikit.

 Kadang bikin Indomie, tapi saya kasih sayur dan dumpling. Dumplingnya itu dumpling vegetarian. Jadi, isinya sayur (Ini sungguh dosa! Makan segini banyaknya dan saya habis!)
 Salah satu varian Indomie yang di jual di Estonia

 Kadang kalau malas masak cuma bikin oatmeal. Praktis tinggal siram air panas, kasih susu, trs kasih selai stroberi favorit

Dengan berbekal ilmu dari emak tersayang saya (untung dulu emak saya sering nyuruh-nyuruh saya bantuin di dapur. Kagak kaget lagi sudah. I love you Ibuk 😙😗💓) saya ungkep deh daging ayam jumbo itu. Saya biasa beli yang 5kg karena yang 3kg sering kosong. Daging ayam 5kg yang sudah saya ungkep saya taruh di frezzer cukup utuk 2 sampai 3 minggu ke depan (Alhamdulillah saya tidak keracunan hampir satu bulan lho itu hahaha). Kalau bosan makan daging ayam saya ganti dengan seafood, telur, jamur, tofu (yang menurut saya rasanya tidak enak, keras gitu), sayur yang selalu ada dalam menu harian saya.


 Hasil kreasi sup kentang + bakwan jamur
Hasil kreasi Fu Yung Hai Jamur ala ala 


 Kaalau ini jajan di cafetaria. Sok-sokan doyan pada akhirnya menyisakan salad itu hiks. Berasa dosa banget! Buang-buang uang 😢

 Kalau ini pancake Nutella. Sebelah kanan saus itu ikan hering, roti hitam (lupa namanya) plus telur rebus (ini tidak recommended banget. Rasanya tidak karua-karuan). Tapi pancakenya enak banget! Belinya juga pas di cafetaria

Namun, terkadang saya juga jajan. Bismillah, kalau jajan nasi goreng saya selalu memilih seafood. Wallahualam masaknya gimana. Atau jajan kebab di toko Turki di kota yang jelas halalnya. Favorit saya jajan pie, kangen banget makan pie disana. Saya paling suka isiannya telur dan salmon gak nanya. Terus saya juga suka pizza. Crazy benar! Saya bisa menghabiskan 1 pan pizza ukuran besar pas winter sendirian! Saya selalu memesan pizza hawaian atau brazilian which is isiannya nanas dan seafood.
Jujur kalau untuk masalah makanan disana Alhamdulillah saya gak rewel (beda banget kalau pas di Indonesia).

 Ini cake kesukaan saya. Saya tidak suka sesuatu yang manis. Tapi cake ini tidak terlalu manis ada rasa asam dari buah rasberry. Cake ini belinya di cafetaria kampus. Cukup mahal ssih sekitar 1Euro. Mungkin kalau saya tdak dapat beasiswa saya mikir-mikir dulu mau beli ini hehehehe.


 Di Indonesia pingin nasi kuning beli aja. Kalau pas di Tallinn pingin nasi kuning? Ya bikin sendiri. Mana ada orang jualan nasi kuning seperti ini. Nasi kuning seperti ini mewah banget. Ini nasi kuning komplit. Ada mie goreng, perkedel, sambal goreng tempe dan tahu, ayam balado. Btw tempenya import dari Helsinki bwakakaka

Kalau minuman sih saya tidak suka minuman soda, jadi saya tidak pernah mencoba minuman soda. Eh pernah ding, tidak sengaja beli air mineral yang berkarbonasi, waktu itu saya tidak pernah tahu jika ada air mineral yang berkarbonasi, baru tahu ya pas di Tallinn itu.
Saya terbiasa minum air putih atau teh dengan madu atau lemn atau jus. Selama 10 bulan di Tallinn, Alhamdulillah saya tidak pernah minum alkohol. Saya ingat dalam Al Qur'an telah diperingatkan jika satu tetes khamar akan membawa kita ke dalam panasnya api neraka. Cieee.


 Ini ada Cap Cay full banget dah. Karena ini adalah hari terakhir saya di Tallinn, jadi saya menghabiskan isi kulkas saya. Isian Cap Caynya bervarian ada tofu, sosis (belinya di toko halal Turki, endes banget dah sosinya), jamur.

Apalagi ya...
Untuk masalah toilet saya selalu sedia tisu basah, botol air mineral kecil, dan sabun cair kemanapun saya pergi. Jujur saya tipe orang yang jijik melihat sesuatu yang jorok. Saya selalu lap dudukan WC sebelum saya pakai.
Mukena juga selalu saya bawa kemanapun saya pergi. Ada yang unik nih, ternyata tidak semua negara memakai mukena saat sholat. Saya pernah melihat orang Rusia sholat memakai rok selutut, kaos kaki panjang, baju panjang, bahkan ada teman saya dari Afrika yang sholat pakai dress dengan potongan lengan yang minim. Ada juga teman saya yang pakai celana jeans kaos oblong dan krudung ala kadarnya. Namun, mostly teman saya yang dari Turki mereka memakai jubah atau dress mereka. Waktu mereka tahu saya punya mukena mereka cukup terkesan.
Kalau untuk urusan wudhu, saya biasanya wudhu di wastefel toilet perpus, walaupun tempatnya super kecil hehehehe.

Tidak semua kenangan itu indah. Namun, beberapa kenangan yang menyakitkan justru menjadi pembelajaran kita ke depannya. Saya tidak menyesali hal-hal buruk yang terjadi dalam hidup saya. Pengalaman buruk selalu menjadi media pembelajaran bagi saya untuk berhati-hati dalam melangkah dan menyikapi. Disaat itulah kedewasaan saya diukur.

With love,
Ria Dhea