Minggu, 10 September 2017

Hanoi Trip (Enggak Terlalu Nge-Trip Sih)-Part 1

Mari kita kembali ke Asia sejenak setelah saya memposting beberapa pengalaman trip saya di Eropa. Tepatnya di salah satu negara Asia Tenggara, Vietnam di Kota Hanoi. Kenapa saya pilih Hanoi? Karena ini gratisan saudara-saudara hahahaha.


Saya ikut program yang diselenggarakan oleh CIMPA 2017 dan kebetulan saya pilih yang ada di Hanoi, Vietnam. Berbekal info dari teman saya lalu saya searching gitu. Alhamdulillah lolos! Walaupun yang diganti cuma uang tiket saja hehehe.
Jadi sebenarnya acaranya ini semacam kuliah selama kurang lebih 14 hari. Kebetulan waktu itu tempatnya di Hanoi University of Technology - nama programnya sih SEAMS School in VIASM. Beberapa perwakilan dari negara-negara di Asia Tenggara ikut hadir. Indonesia sendiri ada 4 orang, saya dan teman perempuan saya (kebetulan kita dari satu alumni ITS Surabaya - satu fakultas pulak), kemudian 2 orang lagi dari Jogya (UNY dan ITB). Peserta sendiri ada yang dapat ganti uang tiket+akomodasi ditanggung oleh panitia dan ada yang membayar sendiri. Alhamdulillah kami berempat dapat uang pengganti tiket+dapat akomodasi dari panitia.Temanya tentang Biological Model in Mathematics atau apalah seingat saya itu.



Enak sih...
Kita dikasih tempat di hotel. Namanya Hoa Hong Hotel, dalam bahasa Vietnam artinya Rose Hotel Tapi!!! Sumpah parah banget hotelnya! Seluruh staff-nya kagak ada yang bisa Bahasa Inggris boook!! Jadi saya kalau ngomong pake bahasa Tarzan gitu! Pantesan pas pertama kali saya dan teman perempuang saya datang kami diminta paspor. Terus mereka ngmongnya pake telunjuk-telunjuk gitu. Kami kira mereka bisu lho. Ternyata mereka kagak bisa ngomong pake bahasa inggris 😆


 Ini pengalaman pertama saya ketemu staff hotel kayak mereka ini
Pernah hari ke 5 apa ke 6 gitu ada orang terjebak dalam lift (sumpah hotel ini creepy bangets!) dan orang yang terjebak itu teriak-teriak dan panik (dalam bahasa Vietnam yah). Kita dong orang Indonesia suka kepo langsung keluar lihat dan hebh sendiri. Lalu teman saya yang dari UNY bilang, "Coba ya mbak kalau yang kejebak itu orang asing gimana dong. Orang staff hotelnya kagak ngerti bahasa inggris. Untung aja yang kejebak itu orang Vietnam sendiri"
Alhasil kita besoknya enggak pakai lift lagi (cuma sehari doang sih hahahaha. Karena kita semua di kamar lantai 4. Dasar Indonesia banget ya males jalan).



Materi yang diberikan dalam kuliah selama 14 hari itu bermacam-macam, kebanyakan sih matematika statistik yang bikin pusing 😵😑. Jujur saja ya saya orang Statistika tapi saya paling lemah dalam bidang keilmuan tersebut 😕😵. Sekuat apapun saya bertahan pada akhirnya saya enggak kuat dan ngantuk berat pokoknya tiap kali ada materi itu. Saya selalu sedia kopi, habis gitu malamnya kepala saya pasti migrain gara-gara kopi. Udah gitu dosennya dari Prancis kalau ngomong gak jelas banget. Malah ada teman saya dari Thailand terang-terangan tidur dalam kelas 😂😂.

Kami paling semangat habis pulang dari kuliah...
Sehabis kuliah kami sempatkan jalan-jalan wisatalah ke kota Hanoi. Bodo amatlah buat esok, kami sama-sama enggak belajar. Sayang sekali kalau kelewatan gak jalan-jalan.
Saya mengira di Indonesia itu paling parah urusan transportasi. Ternyata Indonesia jaaaaauuuuhhh lebih baik dari Hanoi. Di Hanoi itu, mau nyabrang seperti setor nyawa. Gimana enggak! Lha wong jelas-jelas lampu transportasinya merah, para pengendaranya terobos terus, padahal jelas-jelas di depan mereka ada polisi. Pengguna jalan?! Bodo amat!!! 😎😎😏 Udah gitu helm yang mereka pakai bukan helm standart pengguna kendaraan bermotor. Mereka memakai helm yang dipakai di proyek-proyek gitu. Udah gitu ada lubang untuk kuncir kuda (kalau cewek). Ngakak abis deh pokoknya! (Sambil berdoa kita enggak ditabrak)

Di Hanoi juga ada penjual makanan kaki lima. Pada hari ke-4 atau ke-5 gitu kami ikut bergabung dengan rombongan peserta dari Jepang, Thailand, Kamboja, dan dari Vietnam sendiri mengunjungi tempat wisata di kota. Jarak yang ditempuh umayan sih sekitar 15 menit menggunakan taksi. Kami dinner di kaki lima. Saya sangat bersemangat untuk urusan makan. Karena jujur saja makanan yang disediakan oleh panitia tidak eligible untuk dimakan bwakakaka. Menu kambing alias vegetarian, padahal kami sangat butuh protein hewani.


 Tidak kusangka dan tidak pernah kubayangkan! Wew! Mending jajan di kaki lima di Indonesia deh! Tempatnya itu enggak banget masak iya kita makan dekat bak yang isinya piring kotor yang menumpuk dan tidak segera dibersihkan. Kalau di Indonesia sih tempat cuci piring kan di belakang bodo amat yah yang penting kita kagak liat piring kotor jadi. Kalau di Hanoi?! Weeew macam makan bareng di tempat cuci piring hahahaha. Dan menu yang disajikan adalah ikan, bihun, yang baunya super amis. Sebenarnya saya sudah menanyakan sih ke teman saya kalau tu adalah makanan laut, dan kuahnya dari kuah ikan. Tapi baunya itu lho gengs bikin mual! Alhasil deh kami ber-empat beergidik, dan akhirnya kami saja yang enggak makan. 
Anyway, kami coba KFC dan Lotte Chicken. Lumayan sih kalau KFC 30.000 IDR udah dapat kentang dan sup, tapi ikannya kurang sip. Kalau yang di Lotte itu enak banget! Udah gitu pegawainya bahasa inggrisnya bagus dan baik banget! Kami juga coba makanan halal di dekat masjid. Mantab jiwa kalau itu 30.000 IDR tapi rasanya enak banget! Murah!!

Tujuan wisata kami, sih seputar kota saja sih. Karena kami ikut rombongan. Ngikut aja pokoknya. Kami ke Hoan Kiem Lake, One Pillar Pagoda, Temple of Jade Mountain, Hanoi Opera House. Menurut saya semuanya biasa saja. Saran saya sih perginya sore sampai malam, karena lampion dan warnanya bagus dibanding kalau kita pergi pas pagi atau siang. Kurang menarik.
Jadi Hoan Kiem Lake itu kayak tempat berkumpulnya muda-mudi gitu. Pada saat weekend mereka di sekitar city centernya itu semua sanak keluarga, muda-mudi keluar untuk bekumpul menikmati danau dan bercengrama (cieleee bahasanya), pokonya gitu deh. Ramai! 😵
Ada cerita lucu waktu kami mengunjungi One Pillar Pagoda atau Temple of Jade Mountain akibat keparahan penjaga tiket yang haqiqi 😁😁.



"Waktu itu penjaga tiket meminta identitas diri. Emang dasar ya entah itu cerdik atau licik, (beda tipis), saya, teman perempuan saya, dan teman saya dari ITB bukan lagi mahasiswa. Malu dong ya kami bertiga sendiri yang bukan mahasiswa. Akhirnya kami bertiga sepakat pakai KTP atau kartu apaunlah yang penting ada identitas diri kam. Eh sumpah saya dan teman saya yang dari ITB lolos. Saya pakai KTP, teman saya dari ITB pakai identitas perpustakaan di TB dulu dan sudah expired, dan teman perempuan saya pakai kartu ASKES! Parah sumpah!
Aslinya penjaga tiketnya itu curiga dengan kartu ASKES teman perempuan saya. Mungkin tidak ada fotonya. Nah, ini kegokilan yang haqiqi, teman saya dari UNY bilang dan ngeyel banget kalau ASKES itu adalah kartu pelajar. Dia bilang di Indonesia itu ada yang namanya ASKES University, dengan tampangnya yang meyakinkan. Saya langsung kabur aja karena udah gak tahan pengen ketawa ngakak. Si penjaga tiket dengan tampang bingung karena gak bisa inggris akhirnya meloloskan kartu teman saya. Saya tidak berhenti ketawa kalau ingat kejadian itu 😂😂. Alhasil kita berempat berhasil masuk dengan menggunakan harga mahasiswa.
Kami sangat bersyukur ternyata kami tidak rugi-rugi amat, karena tempat wisatanya biasa saja dan boring

Hari Minggu, kami mengikuti study excursion yang diadakan oleh pihak panitia. Dan gratis pastinya catet! Tapi kami sangat menyesal mengikuti kegiatan study excursion yang diadakan oleh panitia. Karena destinasi yang disediakan panitia sangat membosankan! Kami rugi banget dan mendumel terus sepanjang perjalan. Karena sebagian besar yang disediakan oleh panitia adalah acara mengunjungi museum, dan ternyata museumnya parah banget! Gak ada informasi mengenai artefak-artefak atau lukisan yang ada di museum. Bahkan tidak ada tuor guidenya atau map museumnya. Dan kami sudah mengunjungi Hang Kiem Lake di hari sebelumunya bersama rombongan peserta.

Salah seorang peserta dari Malaysia sebenarnya bilang kepada kami, mending kalian pergi sendiri saja. Ternyata memang betul saran dari dia.

Makan siang yang disediakan panitia bikin kami merasa tambah apes. Menunya sungguh campur aduk. Bikin mual. Menunya seperti ikan lele, kemudian kuahnya asam, amis, pedas dan bikin merinding ketika mengendusnya. Hanya kami berempat yang tidak makan sama sekali. Jadi gondk berat hari itu.



Finally, kami berempat memutuskan pergi ke masjid dan beli oleh-oleh di market dekat city center.
Makanan di masjidlah yang membuat kami bersemangat lagi! Menunya hebat dan rasanya lezat!
Puas pokoknya, sampai gak sempat ke foto gara-gara kami semua kelaparan.Setelah perut terisi penuh, kami mencari toko oleh-oleh. Saya diberitahu teman saya yang sebelumnya mengikuti kegiatan ini,  kalau mau beli oleh-oleh kopi belinya di supermarket Intimax, karena harganya yang murah dan lengkap. Tempatnya di dekat Hoan Kiem Lake.



Sebelum ke Intimax, kami jalan-jalan di old townnya Hanoi, sehabis dari masjid, karena masjidnya sendiri di sekitar old town. Setelah kami puas di old town, kami ber-empat memutuskan membeli oleh-oleh kopi di Intimax. Saya?! Jangan ditanya!!! Kalap!!! Ya ampun saya belanja segitu banyaknya, ada kopi, makanan-makanan kecil vietnam, teh, cuman habis 350.000 IDR dan itu sekresek gede (pada akhirnya inilah yang menyulitkan saya! Tambah bagasi Air Asia. Apes!)
Setelah berbelanja di Intimax kami mencari toko souvenir, dan ding dong, akibat kepelitan saya dan teman-teman saya yang haqiqi, kami tidak menemukan toko souvenir murah, dan pada akhirnya kami menunda membeli hari itu hahahaha buang-buang waktu banget ya. Keapesan kami tentang study excursion terobati. Old town di Hanoi juga lebih bagus dibandingkan destinasi wisata di study excursion dari pihak panitia. Mission completed! 😄
Kami kembali lagi ke hotel dan tidur dengan nyenyak... 


Jalan-jalan kemudian dilanjutkan lagi, karena waktu kita di Hanoi tinggal beberapa hari lagi. Karena kami belum menemukan souvenir murah, kami balik lagi ke old town dan disana kami akhirnya menemukan souvenir murah. Oh iya!  
TIPS: 
  1. Hati-hati dengan barang berharga ketika di OLD TOWN!!! Menurut teman saya dari UNY dan ITB, ketika saya dan teman perempuan saya asik berbelanja, dua orang pria asing mengincar kami, tapi dua teman saya menyadari dan membuntuti di belakang kami pas. Pada akhirnya orang asing tadi pergi karena menyadari kalau mereka ketahuan mau mencopet. Thanks berat deh sama dua orang teman saya tadi! 😊
  2. Menawar harga itu SAH! Jangan malu untuk menawar ketika membeli oleh-oleh ya 😏 (tidak berlaku di supermarket)
  3. Bisa bayar pakai Rupiah! FYI, Nilai mata uang rupiah lebih tinggi dibanding Vietnam Dong, berasa orang kaya bukan hehehehe
  4. Taksi sangat diperlukan! Jangan kuatir tarif taksi tidak terlalu mahal kok, karena transportasi umum mereka tidak mendukung untuk turis (Namun kita harus ngomongnya pakai bahasa tarzan juga ya ke supir taksinya)
Bersambung Part 2...






Tidak ada komentar:

Posting Komentar