Kamis, 01 Juni 2017

Pengalaman Tinggal di Academic Hostel Tallinn, Estonia



Sudah lama dan jarang banget update blog. Ini dikarenakan aktivitas saya yang yang meningkat alias mobilitas tinggi (eheem)😎. Kali ini saya akan update mengenai tempat tinggal saya dulu selama saya menjadi student exchange di Tallinn University of Technology (TTU), Tallinn, Estonia. Banyaknya pertanyaan beberapa orang lewat email atau facebook saya maka itu saya ceritakan di blog ini.
Saya merasa sangat bersyukur dan beruntung di TTU sebab semua staff disini baik-baik. Terutama ibuk Kerti (as a International Officer TTU) dan ibuk Siyi Ma (as a Interweave Erasmus+  representation). Duh mereka zuper banget!!!πŸ˜‰ Bisa dibilang email dari mereka all about TTU mulai tempat tinggal sampai transport sangat lengkap.

Dulu...
Saya sempat bingung mau tinggal dimana ya pas di Tallinn nanti. Saya coba mencari-cari info apartemen atau saran om saya yang pernah singgah di beberapa negara pilih asrama dekat kampus a. Tapi tetep saja clueless πŸ˜“karena ini pertama kali saya keluar negeri (sendirian pulak). Saya tidak tahu sama sekali memilih asrama atau apartemen yang memiliki the best route ke kampus. Suatu hari, bu Kerti ini email saya dan mengabarkan jika kalau mahasiswa yang sedang exchange dapat tinggal di dormitory atau academic hostel di link yang diberikan. Linknya dapat dilihat disini!
Nah saya masih bingung ya karena waktu saya klik beberapa link asrama contohnya Akademia Tee 7/1 dan lain-lain saya adalah mahasiswa waiting list untuk tinggal di asrama tersebut. Saya berpikir kalau saya masih dalam waiting list terus selama saya menunggu saya mau tinggal dimana ya?! Masak iya numpang di PPI Estonia (sebab saya orang introvert dan tidak enakan jadi tidak nyaman aja dengan orang yang baru dikenal).

Kemudian saya buka-buka lagi tuh link yang dikasih sama bu Kerti di bawah link dormitory ada tulisan for short stay disitu ada link tentang Academic Hostel. Nah saya buka tuh linknya. Harganya pun juga hampir separuh yang di asrama alias lebih mahal gitu. Kalau di asrama dulu 80 sampai 100 euro. Nah kalau hostel di Akademia Tee 11/1 masih lumayan murah sekitar 180 euro. Yang mahal adalah di Endla 4 (nama jalan) sekitar 210 euro. Waktu itu saya juga tidak kedapatan yang di Akademia Tee 11/1 jadi dengan berat hati saya tinggal di Endla 4. Untungnya saya ada beasiswa, coba kalau tak ada, tapi sebelnya saya harus deposit dulu. Which is saya harus mentransfer deposit sebesar 210 Euro😭 (karena saya akan tinggal untuk satu bulan kedepan) sesuai dengan hari yang dijanjikan karean kalau tidak bookingan saya akan dianggap batal. Selain itu untuk pengurusan visa tempat tinggal kita nanti waktu study kan harus jelas jadi dengan Bismillah saya booking itu hostel.

Waktu itu saya tidak punya kartu kredit atau semacamnya, jadi saya transfer manual lewat bank BNI di dekat kampus saya. Tapi sumpah itu ratenya jelek banget IDR!😭 Sudah gitu kena charge biaya konvert IDR to EUR 😣dan itu mahal banget dan lagi kena biaya administrasi apa gitu. Alamak! Bisa dibilang totalnya itu hampir separuh dari depositnya. Sekedar saran sih ya kalau mau transfer manual dari bank Indonesia ke bank di Europe cari yang bukan bank milik Indonesia atau cari bank Asing seperti CIMB, Woori dan lain-lain karena ratenya terhitung bagus dibanding bank domestik (bukan iklan).
Alhamdulillah, urusan booking memboking sudah selesai ya.

Setelah tiba di Tallinn...
Ini adalah pengalaman saya sendirian ke luar negeri. Berhubung buddy saya (mahasiswa yang membantu mahasiswa baru yang sedang exchange) tidak bisa menjemput saya ke bandara (sebel banget gak bertanggung jawab tu orang!) akhirnya saya naik taksi. Berbekal informasi dari kampus dan pihak hostel saya menuju kampus TTU mengambil kunci hostel (karena kantrnya ada di daerah kampus). Biaya taksi di Taliinn relatif murah dari bandara ke kampus 5 Euro. Sebenarnya naik bis juga bisa sih hanya saja saya masih bingung, daripada tersesat ya.
Namun sialnya, pak taksi ini kagak ngerti diamana Akademia Tee 11 GPS nya nunujukin kalau kita sudah sampai Akademia Tee (ternyata Akademia Tee itu gede), dan orangnya kagak ngerti inggris. Ya udah deh ya daripada ribet, saya turun dari taksi. Lalu mencari bantuan alias tanya orang lewat, kampung banget ya hahahaha. Sambil geret koper gede 35kg. Untung ada mahasiswa yang sedang exchange juga namanya Barbara dia baik banget mau antar saya ke tempat resepsionis hostel berada. Kata dia beberapa kali dia juga bantuin anak-anak yang kebingungan.

Kemudian...
Resepsionis hostel memberikan pengarahan tentang rules hostel, kartu putih dan kunci hostel. Barbara disitu stay nungguin saya dan saya diantar gimana caranya naik trolley (semacam bus yang digerakkan pakai listrik) baik banget! Dia bilang saya nanti turun di halte Tonismagi. Saya sangat berterimakasih sama Barbara ini. Saya memang orang kampung yang belum pernah ke luar negeri ya dengan polosnya pas disebut halte Tonismagi (pake bahasa Esti) saya turun, ternyata artinya the next stp is Tonismagi. Jadi intinya saya salah turun di halte Koidu which is lebih jauh sampai hostel dibanding kalau saya turun di Tonismagi. Sepert cara yang pertama saya tanya orang lewat. Saya masih ingat waktu itu hujan lebat macam drama gitu. Ternayata saya ketemu mas-mas baik setelah beberapa kali ditolak orang yang lewat (kebiasaan orang Estonia itu dingin dan heterogen banget). Mas-masnya itu anterin saya kedepan hostel pas.
Pas didepan hostel saya pakai kunci yang dikasih resepsionis dan voila ada tangganya boook! Dengan berat hati saya angkat koper 35kg saya pakai tangga. Mantabh jiwa teman-teman wonder woman dah saya waktu itu.



Finally...
Perjalanan panjang lebih 18 jam diatas pesawat dibarengi drama-drama kecil akhirnya saya sampai juga di Academic Hostel. Saya bking untuk twin room. Roomate saya adalah orang Spanyol. Dia juga sedang exchange juga tapi masih bachelor. Saya lupa namanya, karena 1 minggu kemudian dia pindah bareng temannya.
Begitu sampai kamar saya langsung mandi dan berebah istilah kerennya jetlag 😝. Tidak enaknya di Academic Hostel ini shared bathroom. Ada 3 bathroom sih tapi macam yaaaah jijik gitu πŸ˜– karena dipakai berbanyak. Beginilah penampakan kamar saya

Penampakan (1) 
Maaf berantakan. Sebelahnya itu ada lemari besar dan kulkas kecil. Kemudian didekat kasur itu ada heaternya. Menyala saat Auntumn dan Winter selain itu akan dimatikan secara otomatis

Penampakan (2)
Pertama kali sampai saya kedinginan. Walaupun kata orang sana suhunya wajar sekitar 23 sampai 25 derajat tapi menurut saya itu dingin. Karena suhu di Surabaya kan sekitar 27 sampai 30 derajat

 Penampakan dari Kamar
btw ini adalah kado dari sahabat-sahabat saya sebelum berangkat ke Tallinn. Makasih gengs 😘

Penampakan dari Kamar
 Saya ambil ketika pertama kali saya sampai di Tallinn

 Penampakan dari Kamar Jam 7 Pagi
Ini masih jam 7 pagi lho waktu itu summer akan berakhir jadi semacam siangnya jadi mundur

Sebenarnya saya kurang puas sih sama hasil fot saya. Jujur saya menyesal kurang mengabadikan momen-momen tersebut. Saya mah orangnya kayak gitu males foto-foto sekalinya pas gak di tempat kejadian menyesal gak ambil foto wkakakakaka 😁😁
Bahkan saya gak sempat foto-foto dapur, dimana itu adalah tempat favorit saya untuk eksperimen. Malah saya foto ruang laundrynya aja. Gak jelas banget kan saya πŸ˜ŒπŸ˜”

 Washing Mechine di Laundry Room
Jadi disini ada 2 mesin cuci. Enaknya kalau di academic hostel ini kita gak perlu masukin koin lagi kalau mau cuci. Jadi tinggal plung masukan baju kotr, detergen, pengharum. Tunggu beberapa jam selesai deh. Btw biasakan ya baca cara pakai mesin cuci. Kalau rusak deposit kita nanti gak akan kembali.


Jemurnya disini
Selesai cuci langsung dijemur agar orang yang mau cuci berikutnya tidak nunggu lama untuk mencuci jadi bisa gantian. Disitu juga disediakan setrika. Kalau mau setrika tinggal digelar papan setrikanya

Vending Machine (ssst jual kondom juga disini)
Di sini juga disediakan tempat makan. Dapurnya ada dibelakang vending machine ini. Juga ada lokernya untuk menyimpan bahan masak-masak kita. Lokernya sesuai dengan nomor kamar kita

Baiklah saya cerita lagi sedikit sebelum penutup. Saya tinggal disini kira-kira 4 bulan. Karena saya dapat roommate baru super menyebalkan dan jorok habis saya pindah ke share apartemen di Jalan Tedre. Akan saya ceritakan keseruan saya berikutnya ketika pindah dan alasan mendetailnya di cerita selanjutnya.

Best wishes,
Ria Dhea 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar