Rabu, 08 Juni 2022

Cerita Menyapih

Dear bloggers,

Jika dibilang proses menyusui itu mudah tidak bagi saya. Mulai dari yang saya harus struggle sendirian disaat banyak orang yang menyuruh saya untuk memberikan susu formula dan suami saya yang kerja dan tidak bisa setiap hari mendampingi saya. Saya benar-benar harus berjuang sendirian. Saya pikir menyusui adalah step paling sulit bagi saya. Ternyata tidak ya bunda hahahahaha. Menyusui itu levelnya adalah pemula atau beginner. Butuh kepercayaan dicukupkan oleh Allah SWT dan rajin pumping oh satu lagi istilah jawanya ndablek atau keras kepala. Percayalah, ASI yang diproduksi akan cukup. Pegang kata-kata itu. Jangan stress dan makanlah yang bergizi serta yang enak-enak, tidak ada pantangan. Kecuali bagi yang alergi.

source: sumber pribadi


Level intermediate adalah menyapih bunda. Masya Allah sekali rasanya. Percalah pada anak kalian. Kunci sukses dari menyapih. Setiap anak memiliki proses yang berbeda, jangan membuat patokan berdasarkan anak orang lain. Karena bisa stress bunda 😅. Saya menyapih anak saya di usianya yang 2 tahun 1 bulan tepatnya di sekitar akhir Desember 2021 - Januari 2022, minggu pertama (karena menunggu suami libur dulu momies, karena saya butuh support dia). Oh, satu lagi saya melihat tanda-tanda dia siap disapih di pertengahan Desember. Entah ada angin apa 3 hari-an dia minta nen hanya 2 kali pagi dan malam saja. Selama siang dia tidak minta blas. Padahal anak saya getol sekali ketika siang hari. Lengket ket apalagi ketika tidur siang. Eh ini tiba-tiba saja dia minta gendong terus tidur di pelukan saya 😅.

Saya membaca beberapa artikel maupun cerita orang-orang mengenai proses menyapih. Ada yang prosesnya itu hanya dalam waktu 5 hari saja! 😂 Metode menyapih yang digunakan adalah weaning with love atau WWL. Tidak perlu ke "orang pintar" ya mom yang penting tekad. Salah satu cara WWL adalah sounding anak sejak usia dini. Eits, jangan dikira saya tidak melakukan ini. Sejak usia 1 tahun sudah saya sounding eh semakin di sounding semakin lengket buk ibuk... Alasan saya menyapih dia di usia 2 tahun karena saya melihat kesiapan dia.

Seriously,

Beberapa teori orang bilang "katanya" kalau semakin dia sounding malah semakin lengket itu artinya dia sudah siap disapih. Namun tidak berlaku dengan anak saya. Kemudian ada teori lagi lihat kesiapan anak. Saya lebih percaya ini. Karena ternyata benar-benar terjadi pada saya. Setiap anak punya karakteristik dan momies harus pandai membacanya. Awalnya saya bingung bagaimana melihat kesiapan anak. Salah satu influencer yang saya ikuti dia bilang tiba-tiba anaknya itu 2 hari hanya meminta nen ketika malam hari di usia 18 bulan. Ini benar-benar efektif lho dengan melihat kesiapan anak. 

Saya sendiri berhasil menyapih di hari ke-13. Jangan terpatok ya momies dengan anak orang lain. Karena saya membuat kesalahan dengan mematok di hari ke-5 saya sudah berhasil karena sudah melihat kesiapan anak. Ternyata hari ke-7 membuat saya stress  berat. Saya jadi tidak tega melihatnya menangis seperti itu. Kemudian salah satu teman saya bilang (bisa berkunjung di blog teman saya silahkan berkunjung), "Disapih sekarang atau nanti sama seperti ini juga kan?". Lagipula sudah setengah jalan, saya tidak ingin menyerah karena teringat beratnya perjuangan di hari pertama sampai ke-3.

Saya rangkum tips menyapih dari saya, berdasarkan pengalaman saya. Saya bukan expert tapi semenjak saya menyapih anak saya saya belajar banyak hal darinya. 

1. Berdoa sebelum menyapih

Serius ya buk ibuk. Tanpa doa pada Allah SWT saya rasa saya tidak bisa sekuat itu. Bayangkan saja ketika proses menyapih dia bangun dini hari dan meraung-raung meminta nen. Siang hari lebih ekstrem. Bisa menangis 1-1,5 jam. Saya ingat saya baca al-fathihah dan perbanyak istighfar, yakin saya dan anak saya kuat dan bisa karena lillahi ta'ala.


source: pribadi

2. Percaya pada anak kalian

Kenapa? Karena anak itu seperti bagian dari kita, kalau kita tidak percaya padanya dia akan merasakan apa yang kita rasa. 

3. Lihat kesiapan anak

Hanya bunda sekalian yang dapat melihat ini. Jika saya melihat tiba-tiba saja dia tidak minta nen bisa jadi dia sebenarnya benar-benar sudah siap.

4. Tekad yang bulat

Tekad yang bulat membuat bunda sekalian tidak mudah menyerah ketika si anak mulai merengek tantrum. Wah, bida dibilang hari ke-1 sampai ke-3 adalah hari tersulit bagi saya dan suami saya. Saya ingat, anak saya biasanya tidur malam pukul 19.00 WIB paling mentok pukul 20.00 WIB. Kayak emaknya yang gak bisa tidur malam-malam, jam 9 malem udah molor aja hehehehe. Geng tim pagi, pikiran lebih jernih buat mikir. Eh ketika disapih dia baru mau tidur pukul 22.00 WIB ke atas. Jangan ditanya ya buk ibuk saya harus menahan rasa kantuk. Sebenarnya tidak perlu menahan ya, karena waktu itu ada perasaan yang tidak tega hilang sudah kantuk kita.


source: pribadi

5. Minta dukungan suami

Bagaimana pun peran bapak sangat penting ketika proses menyapih dengan metode WWL. Sebagai seorang ibu mana tega sih melihat anak menangis seperti itu. Ketika anak saya tertidur saya ganti yang menangis karena tidak tega dan merasa sangat amat bersalah kepada anak saya. Suami sayalah yang mententramkan hati saya. Tidak pernah mengomel selama proses itu. Membantu saya menggendong anak saya. Jadi, terharu kalau ingat saat itu 😢. Saya sengaja tidak memperbolehkan orangtua saya, suami, bahkan keluarga dekat kami berkunjung ketika proses ini. Karena mereka pasti akan memarahi saya dan mengecap saya sebagai ibu yang tega dan tidak berperi kebayian. Bagaimana pun juga kalau kata orang cucu bisa mengalahkan anak hahahaha. Setelah proses menyapih barulah saya open house. Tentu saja dengan banjir pujian, kok bisa menyapih anak tanpa bantuan ritual-ritual orang jaman dulu. Begitulah ya buk ibuk yang mereka lihat itu yang indah-indah, tidak tahu prosesnya seperti apa.

6. Ajak main dan beraktivitas di outdoor ketika siang hari

Saya baru menyadari hari ke-5 ketika proses menyapih berlangsung. Ketika saya mengajak anak saya beraktivitas di luar ruangan, kok setelah bermain dia benar-benar capek. Kemudian di malam hari itu tidak seberapa rewel. Intinya buat dia merasa lelah sehingga tanpa terjadi drama menangus meraung-raung.

Bagian terseru dalam proses dewasa adalah proses menyapih ini buk ibuk. Jangan ditanya lagi ya bagaimana rasanya. Tapi saya yakin kalau ini adalah bagian dari proses pendewasaan bagi saya dan anak saya. Setelah menyapih selesai, saya melihat anak saya lebih dewasa, tidak setiap saya menggelendot ke saya. Satu bulan setelah proses itu saya tawarin dia nen saya bilang begini, "nak mau nen lagi tidak?"

Lalu anak saya menjawab, "tidak sudah besar, tidak nen lagi" sambil tersenyum lho dia. Ketika melihat nennya dia merasa geli sendiri hahahaha sambil teriak "tidak Olip sudah besar."

Semoga pengalaman dan life hacks saya tentang proses menyapih memberikan sesuatu yang bermanfaat. Semangat buat para ibu yang saat ini sedang dalam proses ini. Jangan menyerah dan kalian ibu yang hebat. Peluk virtual buat para ibu 😄💖.

Regards,

Ria Dhea

Tidak ada komentar:

Posting Komentar